Perkawinan Dini, Ledakan Penduduk Dan Krisis Bumi (Bagian I)

 Perkawinan Dini, Ledakan Penduduk Dan Krisis Bumi (Bagian I)

Penulis : Merphin Panjaitan (Tokoh Oikumene dan Pemerhati Sosial)

Pendahuluan : Bumi Tempat Hidup Bersama Segala Mahluk.

Bumi tempat hidup bersama segala mahluk, hewan, tumbuhan dan mikro organisme; manusia tidak boleh memenuhi bumi dengan dirinya sendiri, seolah-olah bumi ini hanya milik manusia sendiri; ingat, bumi ini milik bersama segala mahluk. Ingat, jumlah manusia tidak boleh bertambah terus, karena bumi ini tempat hidup bersama segala mahluk; dan daya dukung bumi ini terbatas, ingat, segala sesuatu di kolong langit ini ada batasnya.

Manusia adalah mahluk bumi; sejak dari pendahulunya hidup di bumi ini. Manusia mahluk penentu di bumi ini; dengan kemampuan berpikirnya, manusia menjadi mahluk hidup paling kuat; kehidupan di bumi ini, menjadi baik atau menjadi buruk, terutama ditentukan oleh manusia. Manusia punya kelebihan dari yang lain, yaitu akal dan nurani; dengan akal dan nurani  manusia berpikir. Tugas pemeliharaan bumi serta isinya menjadi tanggungjawab manusia, karena hanya manusia mahluk berpikir.

Manusia hidup di bumi bersama dengan mahluk hidup lainnya, tumbuhan, hewan dan mikro organisme.  Kalau kehidupan manusia akan dilanggengkan, manusia harus mampu menghidupi mahluk lain; manusia harus mampu mengelola dan menghemat penggunaan sumberdaya bumi; manusia harus mampu melihara lingkungan dan bumi.  Tugas ini berat, tetapi manusia harus menjalankannya; di atas bahu manusia terletak masa depan segala ciptaan, termasuk bumi; manusia harus menatalayani bumi dengan bijaksana.

Pada Revolusi Kesadaran Pertama, yang mengawali kemunculan manusia purba sekitar 2 juta tahun lalu; manusia menyadari bahwa mereka berbeda dari ciptaan lain, berbeda dengan hewan, tumbuhan dan yang lain; tetapi Revolusi Kesadaran Kedua menyadarkan manusia, walaupun manusia berbeda dengan tumbuhan dan hewan, manusia membutuhkan tumbuhan dan hewan untuk kelangsungan hidupnya. Tanpa manusia, tumbuhan dan hewan bisa hidup, tetapi sebaliknya, tanpa kehadiran tumbuhan dan hewan, manusia punah.

Perjumpaan bumi dengan manusia harus saling menghidupi; kedua belah pihak tidak boleh ada yang kalah; kalau bumi kalah dan kemudian rusak, keberadaan dan kehidupan manusia terancam; dan kalau manusia kalah, manusia bisa punah atau peradabannya tidak berkembang. Kalau keduanya berkembang, bumi tetap lestari dan manusia beserta peradabannya dapat berkembang; ilmu, teknologi dan seni melaju cepat, ekonomi tumbuh pesat; berbagai macam alat, mulai dari yang sederhana hingga yang paling canggih bisa diproduksi.

Manusia harus menatalayani bumi agar tetap lestari dan menjadi tempat hidup yang layak bagi segala mahluk, generasi sekarang dan selanjutnya; dan bagi bumi. Walaupun manusia adalah mahluk paling cerdas di bumi ini; manusia tidak boleh menyombongkan dirinya dihadapan bumi, tumbuhan, hewan, dan mikro organisme;  mereka itu adalah mitra hidup manusia. (Bersambung)

Related post