PERSAUDARAAN SEGALA CIPTAAN (BAGIAN 3)

 PERSAUDARAAN SEGALA CIPTAAN (BAGIAN 3)

Penulis : Merphin Panjaitan (Tokoh Oikumene dan Pemerhati Sosial)

Revolusi Kesadaran Kedua: Melengkapi Revolusi Kesadaran Pertama

Sejak bom atom diledakkan di Nagasaki dan Hirosima, manusia mulai menyadari bahwa kekeliruan penerapan ilmu dan teknologi bisa menghancurkan bumi dan segala isinya, termasuk manusia itu sendiri; manusia menyadari bahwa ada yang salah dalam pola pikir dan perilakunya; manusia manusia mulai memasuki revolusi kesadaran baru, yaitu Revolusi Kesadaran Kedua. Revolusi Kesadaran Kedua melengkapi Revolusi Kesadaran Pertama.  Revolusi Kesadaran Pertama, yang terjadi sejak awal kemunculan manusia sekitar 2 juta tahun lalu menyadarkan manusia, bahwa manusia  berbeda dari ciptaan lainnya, berbeda dari hewan, tumbuhan dan yang lainnya. Manusia mampu berpikir; mampu mengembangkan ilmu, teknologi dan seni; dan dengan itu mampu membuat berbagai macam alat untuk pengelolaan alam; mampu mengubah seleksi alam menjadi seleksi manusia; tetapi manusia juga bisa membuat dan menggunakan senjata yang menghancurkan manusia dan bumi ini.

Kemajuan manusia yang sangat pesat sejak Revolusi Industri telah merusak lingkungan hidup dan bumi itu sendiri; dan kekeliruan ini membuat manusia mulai menyadari bahwa mereka harus belajar hidup damai dengan sesama ciptaan lainnya; manusia mulai menyadari bahwa kekeliruan penerapan ilmu dan teknologi  bukan membawa kemajuan, tetapi justru mengancam keberadaan bumi.  Manusia mulai menyadari bahwa walaupun manusia berbeda dari hewan dan tumbuhan, manusia adalah mahluk bumi; kehidupan manusia sangat tergantung kepada bumi; manusia hidup membutuhkan makanan, air, udara, ruang dan waktu.

Revolusi Kesadaran Kedua mengingatkan manusia akan kodratnya sebagai mahluk bumi, yang walaupun mampu menjadi pintar dengan teknologi canggih, manusia tetap saja bagian dari bumi, yang untuk bertahan hidup membutuhkan kehadiran bumi dan mahluk lain. Manusia mulai menyadari, bahwa mereka harus belajar hidup damai dengan sesama ciptaan lainnya; manusia mulai menyadari bahwa kekeliruan penerapan ilmu dan teknologi  bukan membawa kemajuan, tetapi justru mengancam keberadaan bumi dan manusia itu sendiri.  Revolusi Kesadaran Kedua mengingatkan manusia akan kodratnya sebagai ciptaan, yang walaupun mampu menjadi pintar dengan teknologi canggih, manusia tetap saja bagian dari ciptaan, yang untuk bertahan hidup membutuhkan kehadiran ciptaan lainnya.     

Kesadaran baru ini mendorong manusia mulai mengaitkan ekonomi dan ekologi; keterkaitan ini, membuat kerjasama global untuk penyelamatan bumi dan manusia, serta mahluk hidup lainnya, menjadi keharusan. Tidak ada satu negara pun di bumi ini yang mampu menyelesaikan permasalahan lingkungan yang dihadapinya sendirian, karena kerusakan linggkungan di suatu wilayah, juga akan mengancam kehidupan segala mahluk dan bumi di wilayah lainnya. Sekarang kita bisa melihat bagaimana kerusakan lingkungan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, baik dalam waktu segera maupun dalam waktu puluhan tahun kemudian; kerusakan lingkungan mengerogoti berbagai potensi pembangunan ekonomi.

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup, meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup adalah upaya memadukan lingkungan hidup ke dalam proses pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat, kini dan di masa mendatang. Manusia harus mengubah konsep kekayaan berupa pemilikan harta benda, menjadi kekayaan intelektualitas dan integritas; kekayaan ilmu, teknologi dan seni; serta kelestarian lingkungan dan bumi.  Kekeliruan penerapan ilmu dan teknologi  bukan membawa kemajuan, tetapi justru mengancam keberadaan bumi dan manusia itu sendiri.

Manusia tidak bisa hidup sendiri, baik 2 juta tahun yang lalu, kini, ataupun 2 juta tahun mendatang. Seleksi Alam yang kemudian berubah menjadi Seleksi Manusia harus diubah lagi menjadi Persaudaraan Segala Ciptaan. Revolusi Kesadaran Kedua, yang mengingatkan manusia akan kodratnya sebagai ciptaan, yang walaupun mampu menjadi pintar dengan teknologi canggih, manusia tetap saja bagian dari ciptaan, yang untuk bertahan hidup membutuhkan kehadiran ciptaan lainnya. Revolusi Kesadaran Kedua membangkitkan suatu nilai baru, yaitu nilai Persaudaraan Segala Ciptaan.(Bersambung)

Related post