PERSAUDARAAN SEGALA CIPTAAN (BAGIAN 1)

 PERSAUDARAAN SEGALA CIPTAAN (BAGIAN 1)

Penulis : Merphin Panjaitan (Tokoh Oikumene dan Pemerhati Sosial)

Revolusi Kesadaran Pertama : Menghadirkan Manusia Purba.

Perjumpaan bumi dan pendahulu manusia  membangkitkan Revolusi Kesadaran Pertama; Revolusi Kesadaran Pertama mengawali kemunculan manusia purba, sekitar 2 juta tahun lalu. Saya pikir, Revolusi Kesadaran Pertama yang terjadi sekitar 2 juta tahun lalu dipicu kejutan api, misalnya api akibat sambaran petir di hutan, atau akibat aliran lahar panas yang membakar hutan di sekitarnya; barangkali itulah sebabnya, mengapa di Nusantara ini, manusia purba muncul di Pulau Jawa, karena di Pulau Jawa banyak gunung berapi. Kejutan api ini berlangsung berulang-ulang dan membangkitkan kesadaran manusia; kesadaran manusia mengawali kemampuan berpikir; manusia mulai menyadari keberadaannya, yang berbeda dengan hewan, tumbuhan, dan alam; manusia mulai menyadari bahaya yang mengancam, dan belajar menghindar atau mengatasi bahaya tersebut.  Sehubungan dengan penjelasan  di atas, saya pikir teknologi pertama yang digunakan manusia adalah teknologi api; dan salah satu pembeda utama manusia dengan hewan adalah: manusia mampu membuat dan menggunakan api, sementara hewan tidak; manusia memakan daging masak bakar, sementara hewan buas makan daging mentah.

Manusia purba berdiri, berjalan,  dan berlari dengan kokoh di atas kedua kakinya; hidup di atas tanah, tidak bergelantungan di pohon. Tungkai dan kaki manusia lebih besar dan lebih kuat dibanding dengan lengan dan tangannya; struktur ini terjadi karena manusia berjalan di atas ke dua kakinya; manusia purba, sejak pendahulunya telah berjalan di atas kedua kakinya, dan sikap ini membuat otak manusia  terletak di bagian paling atas tubuh, dan posisi ini membuat otak lebih mudah berkembang. Tangan bebas menjalankan fungsinya, antara lain dalam membuat dan menggunakan berbagai macam alat; dan perkembangan keterampilan tangan ini merangsang perkembangan otak. Perkembangan manusia purba sangat lambat, antara lain akibat: pertama, otak masih relatif kecil, dan oleh karena itu fungsinya masih sederhana; kedua, usia manusia masih pendek, akibatnya pengalaman setiap individu masih sangat sedikit, dan demikian pula dengan pengetahuannya; ketiga,  komunikasi dan bahasa masih sangat sederhana, yang mengakibatkan proses belajar mengajar terhambat; dan belum ada tulisan yang membuat pengalihan pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Manusia purba adalah mahluk berkesadaran; dan dengan kesadarannya mampu berpikir; dan dengan kemampuan berpikir meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya; dan kemampuan seperti ini tidak dimiliki oleh mahluk hidup lainnya; manusia menjadi spesies paling berkuasa di antara semua spesies. Awalnya, manusia menjalani kehidupan komunal, tanpa keluarga inti; bekerjasama satu dengan yang lain, bantu-membantu dan tolong menolong, agar dapat bertahan hidup dan melanjutkan keturunan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Di Indonesia, manusia purba diperkirakan telah muncul pada kala Plestosen Awal sekitar 1,9 juta tahun lalu, yaitu Pithecanthropus modjokertensis dan Meganthropus palaeojavanicus. Dimasa-masa berikutnya, di Indonesia hidup manusia yang lebih maju, yakni Pithecanthropus erectus dan Pithecanthropus soloensis pada Plestosen Tengah.Kala Plestosen berlangsung selama beberapa juta tahun, merupakan masa terpanjang yang dilalui manusia dalam sejarah kehidupannya.Pada kala Plestosen terjadi berbagai peristiwa alam yang sangat besar pengaruhnya terhadap manusia, antara lain: keadaan alam tidak stabil; bentuk fisik dan iklim silih berganti; es meluas ke sebagian muka bumi; perubahan iklim; turun-naiknya permukaan laut; muncul tenggelamnya sebagian daratan; letusan gunung berapi; dan timbul tenggelamnya sungai dan danau. Peristiwa alam ini menjadi tantangan bagi manusia, yang menjadi pendorong evolusi fisik dan akal budi. Manusia purba hidup mempertahankan diri di tengah alam yang penuh tantangan, dengan kemampuan yang serba terbatas; berburu dan mengumpulkan makanan menjadi kegiatan pokok sehari-hari.

Manusia purba memiliki akal (reason) dan nurani (conscience); dengan akal dan nurani manusia berpikir. Suatu waktu manusia memanjat pohon untuk menghindar  dari terkaman binatang buas, tetapi setelah bahaya berlalu, dia turun kembali; kemampuan lebih yang dimiliki manusia, sebagai hasil kerja kerasdan inovasinya, membuat manusia tidak perlu hidup di atas pohon.   Kehadiran manusia modern seperti sekarang ini, adalah kombinasi kerja evolusi dan revolusi secara bergantian; evolusi dan revolusi ini dimungkinkan akibat perjumpaan matahari dan bumi; bumi menerima siraman sinar matahari yang tidak pernah berhenti, yang menjadi sumber energi bagi bumi dan segala isinya. (Bersambung)

Related post