PERSAUDARAAN SEGALA CIPTAAN (BAGIAN 2)

 PERSAUDARAAN SEGALA CIPTAAN (BAGIAN 2)

Penulis : Merphin Panjaitan (Tokoh Oikumene dan Pemerhati Sosial)

Perjumpaan Bumi Dan Manusia.

Perjumpaan bumi dan manusia purba telah berlangsung sekitar 2 juta tahun, dan sekarang manusia menjadi mahluk hidup paling berkuasa di bumi; manusia secara bertahap mengubah lingkungan dan bumi; kondisi kehidupan yang lebih baik membuat  perkembangan manusia bergerak cepat. Perjumpaan bumi dan manusia harus saling menghidupi; kedua pihak tidak ada yang boleh kalah; kalau bumi kalah dan kemudian rusak, keberadaan dan kehidupan manusia terancam; dan kalau manusia kalah, manusia bisa punah atau peradabannya tidak berkembang. Tetapi kalau keduanya berkembang, bumi tetap lestari dan manusia beserta peradabannya dapat berkembang; ilmu, teknologi dan seni melaju cepat, ekonomi tumbuh pesat; berbagai macam alat, mulai dari yang sederhana hingga yang paling canggih diproduksi secara massal. Kalau manusia ingin selamat sejahtera di bumi ini, manusia harus cerdas dan bijaksana menghadapi bumi dan mahluk lain; tanpa kelestarian bumi serta  kehadiran tumbuhan dan hewan manusia punah. Manusia jangan menyombongkan diri dihadapan bumi, tumbuhan, hewan, mikro organisme;  tumbuhan, hewan, dan mikro organisme adalah mitra hidup manusia.

Bumi tempat hidup bersama manusia, tumbuhan, hewan, dan mikro organisme; manusia harus menatalayani bumi agar tetap lestari dan menjadi tempat hidup yang layak bagi segala mahluk, generasi sekarang dan selanjutnya; dan bagi bumi. Kehidupan berkecukupan segala mahluk mengharuskan manusia melepaskan diri dari egoisme, mamonisme dan hedonisme yang menjeratnya; dan  memperbaiki relasi dengan segala mahluk dan bumi ini, demi kehidupan dan keutuhan segala ciptaan. Daya dukung bumi terbatas, kemampuan manusia juga terbatas, demikian pula dengan kemampuan hewan, tumbuhan dan mikro organisme; manusia sebagai satu-satunya mahluk berpikir harus menyadari segala batasan itu, dan bersedia menjalani kehidupannya tanpa melewati batas-batas tersebut.

Manusia harus mampu menghitung batas-batas tersebut; dan kalau batas-batas tersebut dilewati, misalnya melewati batas maksimal jumlah manusia yang masih dapat dipikul bumi dan mahluk lainnya, kehidupan ini terancam. Melewati batas, artinya manusia mengancam kelangsungan hidup segala mahluk, termasuk hidupnya sendiri; dan mengancam kelestarian bumi, yang sekarang ini menjadi satu-satunya tempat hidup bersama segala mahluk. Manusia harus bisa menahan diri: menghentikan ketamakannya; mengurangi kemakmurannya; menghentikan ledakan penduduk bumi; hingga suatu waktu nanti, manusia menemukan Bumi Kedua, Bumi Ketiga, dan seterusnya. 

Manusia adalah mahluk bumi; sejak dari pendahulunya hidup di bumi yang hanya satu ini; manusia mahluk penentu di bumi ini; dengan kemampuan berpikirnya, manusia menjadi mahluk hidup paling kuat; kehidupan di bumi ini, menjadi baik atau menjadi buruk, terutama ditentukan oleh manusia; demikian pula dengan pemeliharaan lingkungan hidup dan bumi. Manusia hanya salah satu spesies penghuni bumi; tetapi dengan ilmu, teknologi dan seni yang dikuasainya manusia menghasilkan berbagai macam barang dan jasa; termasuk berbagai macam alat, dari sederhana hingga yang paling canggih. Manusia berkuasa atas segala mahluk hidup lainnya, tumbuhan, hewan dan mikro organisme, dan juga atas bumi ini; tetapi kalau kehidupan manusia akan dilanggengkan, manusia harus mampu menghidupi mahluk lain; manusia harus mampu mengelola dan menghemat penggunaan sumberdaya bumi.  Tugas dan tanggungjawab pemeliharaan bumi serta isinya menjadi beban manusia, karena hanya manusia yang bisa berpikir; di atas bahu manusia terletak masa depan segala mahluk hidup dan bumi ini. (Bersambung)

Related post