Pdt. Anwar Tjen Ph.D: “Menanggung Beban Bersama Diwujudkan Dalam Kerendahan Hati”

 Pdt. Anwar Tjen Ph.D: “Menanggung Beban Bersama Diwujudkan Dalam Kerendahan Hati”

Penyematan Ulos oleh Pimpinan HKBP Sebagai tanda Kasih kepada Pdt. Anwar Tjen

Sinode Godang HKBP ke-66 yang berlangsung di Auditorium Seminarium Sipoholon pada 24-27 Oktober 2022 mengusung tema “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” berdasarkan Galatia 6:2.

Tema yang diusung HKBP dalam Sinode Godang ke-66 menjadi sesuatu yang dirasa sangat up to date di tengah keprihatinan yang terjadi di Tapanuli Utara secara khusus dampak gempa bumi yang terjadi 1 Oktober lalu, serta pandemi yang belum berakhir dari Indonesia secara umum serta bayang-bayang resesi yang menjadi ancaman nyata bagi perekonomian dunia.

Seruan bertolong-tolonganlah menanggung beban diungkapkan Pdt. Anwar Tjen menjadi ajakan untuk saling menanggung beban dari beban spiritual hingga finansial. Dengan kajian secara alkitabiah, Pdt. Anwar Tjen, Ph.D didaulat menjadi narasumber untuk menyampaikan ceramah tema menyatakan bahwa apa yang disampaikan Paulus dalam surat Galatia memiliki kesejajaran dengan tradisi dalam lingkungan Yunani.

Xenophon misalnya mengutip ucapan Sokrates mengatakan bahwa orang harus berbagi beban dengan teman-temannya. Demikian juga dengan Menander menyebutkan agar menerima semua beban di antara teman-teman sebagai beban bersama.

Pdt. Anwar Tjen Saat Pemaparan Materi

Meski demikian, Pdt. Anwar Tjen seorang konsultan ahli di Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menyampaikan bahwa bagi Paulus, kesediaan menanggung beban bukan hanya mengungkapkan kebersamaan dalam relasi sosial, melainkan merupakan wujud dari pemenuhan hukum Kristus, yakni hidup saling mengasihi.

Oleh sebab itu, Pdt. Anwar Tjen menyatakan bahwa tema Sinode Godang HKBP ke-66 sejatinya menawarkan visi holistik dalam merespons berbagai beban yang harus dipikul oleh komunitas beriman dalam visi kebersamaan dan saling berbagi yang tentunya harus diwujudkan dalam kerendahan hati.

“Kesediaan memikul beban bersama tidak mungkin terwujud tanpa kerendahan hati dan ketulusan untuk berani menguji diri sendiri,” ujar Pdt. Anwar Tjen.

Di akhir penyampaiannya, narasumber berpesan agar seruan tema dapat menginspirasi gereja-gereja untuk tetap mengupayakan tata kelola yang paling efisien dan efektif agar prinsip keseimbangan yang juga ditawarkan oleh Paulus dapat diresapi, sehingga yang memungut banyak tidak kelebihan, yang memungut sedikit tidak kekurangan (2 Korintus 8:15).

Related post