Upaya Pembunuhan Bermotif Mistis, Iri Hati, Cemburu dan Asmara (Bag. 2)

 Upaya Pembunuhan Bermotif Mistis, Iri Hati, Cemburu dan Asmara (Bag. 2)

Penulis: Drs. Tumpal Siagian. Warga HKBP Duren Sawit. Penulis Buku “Keceriaan Masa Pensiun”

Iri hati dapat diartikan sebagai “kekesalan atas kesuksesan atau kebahagiaan orang lain”. Iri hati pada dasarnya timbul dari sikap membanding-bandingkan diri dengan orang lain yang akhirnya menimbulkan rasa tidak puas dan memunculkan iri hati. Iri hati dapat menghancurkan hidup kita. 

Alkitab  memandang iri hati secara berbeda, dengan mengatakan, “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang” (Amsal 14:30). Hatilah yang merupakan mata air kehidupan tetapi juga sumber segala dosa. Hati manusia sungguh luar biasa liciknya (Yer.17:9) dan segala dosa perkataan dan perbuatan pada awalnya ada dalam hati. Segala maksud jahat berasal dari hati, dan itu menajiskan. Dari hati yang jahat keluarlah perbuatan yang jahat. Kita diingatkan, “Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri disitu ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat” (Yakobus 3:16).

Dalam 1 Samuel 18, kita membaca iri hati menyebabkan kejatuhan Raja Saul. Ia telah memulai pemerintahannya dengan baik, tetapi karena tidak taat kepada perintah Allah, ia pun ditolak raja (1 Samuel 15 :23). Bukannya menerima keputusan Allah dengan rendah hati ia malah terbakar oleh rasa iri hati dan benci kepada Daud (18: 8,9). Sejak saat itu, Saul menjauhkan diri dari Allah bahkan meminta petunjuk dari pemanggilan arwah (28:7). Pada akhirnya, ia bunuh diri setelah mengalami kekalahan yang memalukan melawan orang Filistin (31:4,5). Iri hati telah menghancurkannya.

Sementara dalam Perjanjian Baru, sikap iri hatilah yang membuat para pemimpin agama ingin membunuh Yesus (Matius 27:20). Bahkan, dalam Galatia 5: 19-26, Rasul Paulus mengatakan bahwa, iri hati termasuk “perbuatan daging” yang dapat menghancurkan hidup kita. Kapan itu terjadi? Kalau kita menjauh dari Tuhan!

Adapun kisah Gideon di Hakim-Hakim 8: 1-35 dapat dibaca sebagai “perbuatan daging” yang menghancurkan. Setelah menang perang melawan orang Midian, orang-orang Israel meminta Gideon memerintah mereka (Hakim-Hakim 8:22-23). Gideon berbuat benar dengan mengatakan Tuhanlah yang akan memerintah umat Israel, tetapi Gideon bukan tidak punya kelemahan. Dia jatuh kedalam kesalahan lain yang membawa bencana atas rumahnya dan atas seluruh umat Israel. Tanpa persetujuan Tuhan, Gideon membuat Efod dari emas dan ditempatkan di kotanya Ofra. Baju Efod adalah baju kudus untuk Imam yang biasanya dibuat dari bahan linen. Gideon memang pernah diperintahkan untuk mempersembahkan kurban di atas batu tempat malaikat menampakkan diri, namun demikian Gideon tidak boleh menyimpulkan bahwa dia telah ditunjuk untuk memimpin sebagai Imam. Tempat itu akhirnya menjadi tempat orang Israel menyembah Efod, dan hal itu menjadi jerat bagi Gideon dan seisi rumahnya (Hakim-Hakim 8:24- 27). Gideon ingin dihormati dengan mencuri kemuliaaan Tuhan. Gideon tidak gila kekuasaan, tapi dia suka wanita dengan mengambil banyak isteri. Dia punya 70 orang anak kandung dari banyak isteri dan punya 1 anak kandung dari gundiknya. Keluarga Gideon akhirnya hancur, setelah anak dari gundiknya bernama Abimelekh membunuh 70 saudara tirinya dan hanya Yotam si bungsu yang lolos. Ketika Gideon berjuang, perhatiannya selalu fokus,waspada, dan mengandalkan pertolongan Tuhan. Namun, begitu semuanya beres, Gideon gagal paham, salah fokus dan muncul bahaya yang lebih besar yaitu lupa diri oleh wanita. Mengapa iman Gideon labil, karena pikiran rasionalnya lebih dominan daripada kecerdasan spritualnya.

Upaya berencana dengan motif asmara dapat kita baca pada Kitab Samuel, kisah Daud dan Betsyeba (2 Samuel 11: 1-26). Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan diatas sotoh istana, tampak kepadanya seorang perempuan sedang mandi. Perempuan itu sangat elok rupanya dan perempuan itu bernama Betsyeba isteri Uria orang Het itu. Lalu Daud tidur dengan dia dan kemudian Betsyeba pun mengandung. Lalu Daud merencanakan pembunuhan terhadap Uria orang Het itu, dengan memerintahkan Yoab menempatkan Uria di barisan terdepan dalam pertempuran mengepung kota Raba dengan bani Amon supaya ia terbunuh mati.” Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati” (2 Samuel 11:17).

Ketiga kisah memilukan diatas adalah kisah kejahatan atau kekerasan karena godaan setan atau iblis. Sang Penggoda yaitu setan atau iblis, sebenarnya tidak pernah bisa memaksa kita untuk melakukan kejahatan. Setan atau iblis tidak bisa mengendalikan pikiran kita, kecuali jika kita menyerah pada kendalinya. Ketika kita melepaskan pegangannya kepada Allah, saat itulah setan dapat menggunakan kuasanya atas kita. Dan, setiap kali kita jatuh kalah melawan godaan, kita masuk dalam wilayah setan,maka setan girang dan disana Allah diolok-olok.

Sesungguhnya, Tuhan sudah berjanji untuk menolong umatNya dari godaan. Kristus telah memerintahkan kita, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Matius 26:41). Resepnya agar kita menang melawan godaan adalah dengan menjadikan Tuhan sebagai sahabat sejati kita semua (Yohanes 15:14, Yakobus 4:4). ” Karena itu tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari daripadamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!” (Yakobus 4: 7-8).

(Bersambung)

Related post