Berduka Tetapi Berbahagia

 Berduka Tetapi Berbahagia

Pdt. Elisa Tambunan

“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” (Matius 5 : 4)

Sobat Kairos yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan yang menyapa kita hari ini adalah suatu perkataan yang tidak lazim kita dengar. Biasanya yang dikatakan berbahagia adalah orang-orang yang sedang mengalami hal-hal yang menyenangkan, misalnya berulang tahun, berhasil dalam studi, baru menikah, melahirkan anak yang sehat, naik jabatan, dan sebagainya. Tetapi Tuhan Yesus justeru mengatakan bahwa orang yang berdukacita itulah orang yang berbahagia. Lalu kita bertanya,  dukacita yang bagaimana yang dimaksud dalam ucapan Tuhan Yesus itu?

Apa yang dikatakan Tuhan Yesus itu akan lebih mudah dipahami jika kita membandingkannya dengan apa yang dikatakan Rasul Paulus dalam 2 Korintus 7: 10, yang menjelaskan tentang dua macam dukacita, yaitu dukacita menurut kehendak Allah dan dukacita yang dari dunia ini. Dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak mengecewakan. Tetapi, dukacita yang dari dunia menghasilkan kematian. Tentu Allah tidak mengabaikan setiap orang percaya yang berdukacita karena ditinggalkan orang yang dicintai, atau kehilangan sesuatu yang sangat berharga baginya, atau mengalami penganiayaan dan penderitaan, melainkan Ia senantiasa memperhatikan dengan kasih dan memberikan pertolongan pada waktunya. Tetapi, dukacita yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dalam Matius 5:4 ini bukan ditujukan pada dukacita dari dunia atau dukacita atas hal-hal yang fana, melainkan lebih ditujukan pada dukacita menurut kehendak Allah.

Sobat Kairos yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, Mungkin kita bertanya, seperti apa dukacita menurut kehendak Allah? Dukacita menurut kehendak Allah terjadi pada saat seseorang melihat diri sendiri di dalam terang firman Tuhan serta menyadari bahwa dirinya telah jatuh dalam dosa dan kejahatan, serta jauh dari hubungan dengan Allah, sehingga dengan cucuran air mata ia mengakui dosa-dosanya dan memohon belas kasihan Allah. Dukacita itu membuat hatinya hancur karena dosa-dosa yang telah diperbuat, sehingga ia bersungguh-sungguh bertobat. Orang yang dengan hancur yang hati bertobat akan sungguh-sungguh mengakui dosa-dosanya dan dengan rendah hati menerima kasih karunia Allah di dalam Kristus Yesus. Selanjutnya, ia bersedia untuk terus-menerus dipimpin oleh Roh Kudus untuk menanggalkan dosa-dosanya dan bersedia diperbarui untuk melakukan kehendak-Allah.

Sobat Kairos yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, Orang yang berdukacita menurut kehendak Allah akan memperoleh penghiburan dari Allah sendiri, karena Allah berkenan kepadanya, mengampuni dan membenarkannya. Ini merupakan penghiburan yang sejati. Allah akan mengubah ratapan itu menjadi tari-tarian karena Tuhan Yesus telah menanggung segala dosa-dosa kita di kayu salib. Oleh karena itu, rasa dukacita itu seharusnya ada di dalam hati kita setiap kali kita berbuat dosa dan menyadarinya. Dukacita ini timbul bukan karena kekuatan kita sendiri, melainkan karena Roh Kudus yang bekerja dalam diri kita. Tuhan mempunyai kasih karunia khusus bagi orang yang berdukacita karena dosa-dosa yang diperbuat, dan kuasa-Nya adalah untuk meluluhkan hati dan memenangkan jiwa-jiwa. Kasih-Nya membuka saluran ke dalam jiwa yang luka dan memar, dan menjadi obat yang menyembuhkan bagi mereka yang berdukacita. Jadi, berbahagialah orang yang berdukacita karena dosa-dosa yang diperbuat, karena bagi mereka ada penghiburan, ada pengampunan dari Allah. Seperti orang yang telah dibebaskan dari hutang, dia akan bersukacita. Seperti orang yang bebas dari penjara, dia akan bersukacita. Sukacita penghiburan karena telah diampuni dari pelanggaran dan dosa, tentu melebihi semua itu. Selamat beraktivitas Sobat Kairos. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita.

Lindon Silalahi

Related post