Seruan dari Tugu Proklamasi

Long march dari kantor PGI menuju Tugu Proklamasi.
Lebih dua ribu warga jemaat HKBP dari berbagai gereja di Jabodetabek memadati kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta, dalam rangkaian acara Doa Bersama Merawat Lingkungan Hidup di Tanah Batak, Senin (18/8/2025).

Kegiatan ini diawali long march dari kantor PGI menuju Tugu Proklamasi. Barisan dibuka dengan formasi simbolik ’17-8-45′ diikuti sekira 200 peserta, perwakilan empat distrik, HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, HKBP Distrik XIX Bekasi, HKBP Distrik XXVIII Depok-Bogor-Sukabumi-Kalimantan Barat (Deboskab) dan HKBP Distrik XXI Banten.

Tiba di lokasi, peserta long march disambut sorak sorai warga jemaat yang telah menunggu di Tugu Proklamasi. Selanjutnya melaksanakan ibadah, dipandu sejumlah pendeta HKBP dari berbagai distrik. Sebagai liturgis, Pdt. Masrul Sitorus, M.Div., dari HKBP Depok II, Distrik Deboskab. Pdt. Sarma Siregar, S.Th., dari HKBP Distrik Bekasi. Pdt. Joseph Butarbutar, S.Th., MPdK., dari HKBP Pulo Mas Distrik Jakarta. Khotbah disampaikan Pdt. Sumihar Sinaga, S.Th., D.Min., Praeses HKBP Distrik XXI Banten. Ia menekankan pesan dari Kejadian 2:15, “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.”


Sejumlah simbol dihadirkan sebagai pengingat pentingnya merawat alam. Tanah dalam baki, melambangkan Bumi yang harus dirawat. Air dalam botol, melambangkan kehidupan dan kesucian ciptaan. Pohon kecil, dedaunan, bunga, melambangkan harapan dan pertumbuhan baru. Lilin kecil, melambangkan komitmen dan terang di tengah krisis.

Usai ibadah, seluruh peserta menyanyikan Indonesia Raya. Menyusul kemudian, sambutan dan orasi merawat lingkungan hidup. Sejumlah tokoh turut hadir, Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt. Oloan Nainggolan, S.Th. Praeses HKBP Distrik XIX Bekasi, Pdt. Hendri Napitupulu, M.Th. Praeses HKBP Distrik XXVI Deboskab, Pdt. Ridoi Batubara, S.Th., M.Pdk. Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, S.Th.,S.Fil.,M.A. Ketua STFT Jakarta, Pdt. Prof. Binsar Jonathan Pakpahan, Ph.D.
Selain itu, hadir perwakilan berbagai organisasi masyarakat seperti JKLPK (Sahat Pandiangan), KSPPM (Dr. Indira Simbolon), KPA (Dewi Kartika), AMAN (Rukka Sombolinggi), serta Forpenas Haborna’s.
Acara semakin semarak dengan atraksi dan pembacaan puisi oleh Eliakim Sitorus, Magdalena Sitorus, dan anggota BEM FH UI.
Puncak acara ditandai dengan pembacaan deklarasi, dipimpin Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST., didampingi para praeses, utusan gereja GKPI, HKI, GKPA, Ketua STFT Jakarta, serta organisasi masyarakat. Deklarasi ini menegaskan komitmen bersama menjaga kelestarian Danau Toba dan Tanah Batak, sebagai warisan budaya dan lingkungan hidup yang harus dipelihara. Perusahaan yang merusak lingkungan hidup harus ditentang, menegaskan seruan, “Tutup TPL.”

Seluruh rangkaian acara berlangsung aman dan tertib. Menjadi momentum kuat bagi gereja dan masyarakat lintas iman, bersatu menyuarakan kepedulian lingkungan. ‘Selamatkan Tano Batak dan Danau Toba,’ menjadi tema dalam kegiatan ini. Menegaskan, bahwa merawat bumi merupakan panggilan iman dan menjadi tanggung jawab bersama, khususnya bagi masyarakat Batak di mana saja berada. (red)