Sidang Raya XI Dewan Gereja-Gereja Sedunia (DGD) – 1

 Sidang Raya XI Dewan Gereja-Gereja Sedunia (DGD) – 1

Sidang Raya XI Dewan Gereja-Gereja Sedunia (DGD)

Karlsruhe, Jerman, 31 Agustus – 8 September 2022

Oleh: Pdt. Dr. Deonal Sinaga – Kepala Departemen Koinonia HKBP

Pendahuluan

Sidang Raya Dewan Gereja se-Dunia (DGD) di Karlsruhe dihadiri lebih dari 4000-an orang delegasi, penasehat, tamu khusus, pandu (steward) dan peserta dalam kapasitas yang beragam. Sidang Raya kali ini mengusung tema: “Christ’s Love Moves the World to Reconciliation and Unity” – “Kasih Kristus Menggerakkan Dunia ini Menuju Rekonsiliasi dan Kesatuan.”

Sebelum pelaksanaan Sidang Raya DGD di Karlsruhe ini, telah berlangsung sepuluh Sidang Raya DGD, yaitu:

  • SR I, Amsterdam, Belanda, 22 Agus – 4 Sept 1946, “Man’s Disorder and God’s Design
  • SR II, Evanston, USA, 15-31 Agus 1954, “Christ – the Hope of the World
  • SR III, New Delhi, India, 19 Nov – 5 Des 1961, “Jesus Christ – the Light of the World
  • SR IV, Uppsala, Swedia, 4-20 Juli, 1968, “Behold, I make all things new
  • SR V, Nairobi, Kenya, 23 Nov-10 Des, 1975, “Jesus Christ Frees and Unites
  • SR VI, Vancouver, Kanada, 24 Juli-10 Agus, “Jesus Christ – the Life of the World
  • SR VII, Canberra, Australia, 7-20 Feb 1991, “Come, Holy Spirit – Renew the Whole Creation
  • SR VIII, Harare, Zimbabwe, 3-14 Des 1998, “Turn to God – Rejoice in Hope
  • SR IX, Porto Alegre, Brazil, 14-23 Feb, 2006 “God in Your Grace, transform the world
  • SR X, Busan, Korea Selatan, 30 Okt-8 Nov 2013 “God of Life, Lead us to justice and peace!

Sidang Raya DGD XI, Karlsruhe, Jerman

Dalam Sidang Raya XI di Karlsruhe, Jerman, yang menjadi delegasi HKBP adalah Ephorus Pdt. Dr. Robinson Butarbutar; Kepala Departemen Koinonia Pdt. Dr. Deonal Sinaga; Utusan Pemuda Ernisa Nainggolan; Utusan Perempuan Dinar Simbolon; serta Pdt. Dr. Binsar Pakpahan.

Sidang Raya DGD XI, Karlsruhe, Jerman

Sidang Raya XI DGD ini berlangsung di tengah dunia yang sedang menghadapi berbagai tantangan yang sangat berat, mulai dari pandemi Covid-19 yang belum berakhir, sebaliknya dengan efek domino yang luar biasa; perang yang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina, krisis global, ekonomi, pangan, sosial politik, dan krisis ekologi dengan fenomena pemanasan global. Kenyataan dan fenomena ini membayangi dan mempengaruhi keseluruhan penyelenggaraan Sidang Raya di Karlsruhe.

Pembukaan langsung dipimpin oleh moderator Dr. Agnes Aboum yang didampingi para wakil moderator. Acara pembukaan dihadiri oleh Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier yang menyampaikan Keynote Speech. Sebagai negara yang menjadi “host” Sidang Raya, pemerintah Jerman menyambut semua peserta dengan hangat dan rasa syukur. Ini sangat bersejarah, bahwa untuk pertama kalinya penyelenggaraan Sidang Raya DGD diadakan di Jerman.

Pada waktu yang sama, Presiden Steinmeier juga menantang gereja-gereja di dunia (WCC) untuk menunjukkan kepemimpinan dan sikap tegas sesuai dengan nilai-nilai kekristenan dalam merespons realitas dunia: masalah lingkungan hidup dan masalah perdamaian. Gereja diharapkan dengan tegas menyuarakan “prophetic voice.”

Sidang Raya Dewan Gereja se-Dunia (DGD) di Karlsruhe dihadiri lebih dari 4000-an orang

Dengan permasalahan dunia yang sangat kompleks, gereja-gereja di dunia ini ditantang untuk sungguh-sungguh berdoa, berefleksi, bergumul bersama, dan mendiskusikan bersama, bagaimana orang Kristen bisa memberikan pengaruh yang transformatif terhadap fenomena dan kenyataan dunia sekarang ini. Karena itu, tema Sidang Raya ini sangat relevan, “Kasih Kristus Menggerakkan Dunia Ini Menuju Rekonsiliasi dan Kesatuan.”

Sesuai dengan tema, “Christ’s Love Moves,” semakin nyata dan jelas, bahwa umat Kristen harus semakin serius menggumuli makna Kasih Kristus dan implikasinya dalam kehidupan personal, sosial masyarakat, politik, ekonomi, dan ekologi. Jika itu kita miliki, maka transformasi dunia dimungkinkan. “Another world is possible – dunia yang berbeda dimungkinkan,” di mana kebencian dan permusuhan tidak lagi faktor yang dominan; konflik dan perang tidak lagi populer. Sebaliknya damai dan sukacita, inovasi dan kreativitas, motivasi dan inspirasi, semakin mewarnai dan memperkaya kehidupan personal dan komunal, serta peradaban baru yang dibangun atas dasar kasih Kristus itu dimungkinkan.

Sebagaimana Sidang Raya-Sidang Raya sebelumnya, tema yang dipilih benar-benar mewarnai penyelenggaraan Sidang, mulai dari ibadah pembukaan, penelaahan Alkitab, diskusi kelompok-kelompok kecil (di Porto Alegre disebut Mutirao dan di Karlsruhe disebut “Brunnen”), diskusi tematis dalam kelompok-kelompok besar dan dalam sidang-sidang pleno hingga ibadah penutupan.

Related post