Dipanggil Untuk Mengasihi

 Dipanggil Untuk Mengasihi

Pdt.Bernard Manik (Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta)

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Topik Minggu Saat ini adalah Dipanggil untuk mengasihi, dijou laho manghaholongi. 

Jika mengacu kepada panggilan dan pengutusan yang disampaikan Allah kepada Yeremia, maka panggilan mengasihi disampaikan Allah kepada kita sejak kita diciptakan olehNya. Allah mengatakan kepada Yeremia, bahwa Ia memanggil Yeremia bahkan sebelum Yeremia lahir. Allah sudah menetapkan bahwa dia akan menjadi nabi sejak dirinya masih dalam kandungan atau rahim ibunya. Tuhan berkata: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahimibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan  engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. “

Saudara yang dikasihi Tuhan 

Allah menetapkan rencana dan panggilan yang sama terhadap kita umatNya. Kita diutusNya membawa misi penyebaran kasih bagi sesama bahkan bagi segenap kehidupan ini. Sasaran-Nya ialah agar kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya sambil membiarkan Dia menggenapi rencana-Nya di dalam diri kita. Seperti halnya Yeremia, hidup sesuai dengan rencana Allah bisa meliputi penderitaan; sekalipun demikian, Allah senantiasa bekerja untuk mendatangkan yang terbaik bagi kita.

Sama seperti Yeremia, kita pun terkadang merasa tidak layak menjadi utusan Tuhan. Yeremia berkata, “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda. ” 

Kita merasa tidak memiliki standar dan kualifikasi yang mumpuni. Dan terkadang alasan itu juga yang kita gunakan untuk menolak dan menghindari pengutusan itu. Namun sebagaimana Tuhan memberi jaminan dan garansi keada Yeremia, demikian juga Tuhan memberi jaminan dan garansi kepada kita untuk menerima panggilan dan pengutusan itu. Tuhan berkata, “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan, Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau”

Garansi dan jaminan itu adalah kepastian akan penyertaanNya, Tuhan sendiri yang akan memperlengkapi kita, Tuhan sendiri yang akan memberi kuasa bagi kita, bahkan meletakkan FirmanNya kepada kita, asalkan kita mau dan taat. Ia berkata, ” Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu”

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,

Panggilan dan pengutusan untuk memberitakan kasih Kristus sesungguhnya diterjemahkan dan diimpelentasikan dalam ruang metanoia, perubahan dan trasformasi hidup, pertobatan. Kasih dan pertobatan menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Pemberitaan kasih adalah pemberitaan akan komitmen bagi pembersihan pikiran dari kecurangan-kecurangan menjadi ketulusan dan kejujuran serta  melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Tuhan berkata, “Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.”

Panggilan untuk memberitakan Kasih itu dinyatakan dalam bentuk panggilan untuk hidup tulus, jujur, dan benar di hadapan Tuhan, dan itulah yang Tuhan mau dalam kehidupan sebagai orang percaya yang penuh kasih, Tuhan menginginkan manusia berdosa bertobat dan berbalik kepada Dia, ke jalan yang benar. Sehingga kasih yang kita bagikan,sesungguhnya mesti berdampak bagi kehidupan yang mengarah kepada Tuhan serta menghasilkan hidup yang baru, berdampak pada ajakan dan seruan untuk  kembali kepada Allah dengan sikap ketaatan yang penuh syukur dan pada akhirnya akan mampu menghasilkan buah-buah pertobatandan transformasi hidup. 

Maka saudaraku sekalian, 

Tuhan memanggil kita untuk mengasihi dengan wujud menyerukan sikap berbalik dari dosa, memohon pengampunan yang terwujud dalam perubahan tujuan dan motivasi yang benar yang terlihat dalam bentuk tindakan sehari-hari. 

Tentu saja ini bukan karena kemampuan dan kekuatan kita, ini murni adalah kuasa dan perbuatan Tuhan. Kita semua hanya wadahnya saja, bagaikan bejana yang siap dibentuk. Kita hanya perlu taat dan setia, setelahnya Tuhan sendiri yang akan berkarya dalam diri kita. Jangan pernah takut dan khawatir, mungkin saja dunia ini tidak suka dengan itu semua, bahkan menolak kita, namun percayalah Tuhan akan ada bersama kita, setia dalam penguatannya, setia dalam pengutusannya, dan setia untuk memberi buah nyata melalui apa yang kita lakukan itu. Amin.

Lindon Silalahi

Related post