Bahagia Hidup Orang Berhikmat

 Bahagia Hidup Orang Berhikmat

Pdt. Nurista Simanjuntak

Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagaia.” Amsal 3 : 18

Sobat Kairos…

Setiap kita pasti menginginkan memiliki kehidupan yang berbahagia. Kebahagiaan menjadi idaman setiap orang. Untuk memiliki kebahagiaan itu ada banyak cara yang diusahakan orang sekalipun yang dilakukannya itu adalah tidak pantas atau bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Karena kebahagiaan yang diidamkan itu diukur dengan dasar kepemilikan atau perolehan atas sesuatu. 

Seorang pebisnis akan merasakan bahagia apabila omset bisnisnya meningkat. Ada pandangan, keluarga yang memiliki anak-anak yang sukses dan berhasil otomatis disebut sebagai sebuah keluarga yang berbahagia. Ada banyak gambaran lain yang menyiratkan kebahagiaan diukur dari hal-hal materi. 

Akan tetapi, semua ukuran yang demikian tidak bisa menjamin kebahagiaan dalam kehidupan seseorang, atau dapat dikatakan kebahagiaan yang dirasakan hanya bersifat sementara saja. 

Sobat Kairos …

Penulis Amsal menyadari akan berbagai peluang manusia untuk merasakan kebahagiaan dalam hidupnya walau hanya bersifat sementara saja. Ia, ibarat orang tua yang sedang menasihati anaknya melalui Amsal ini mengatakan, “Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku dan biarlah hatimu memlihara perintahku,”(3:1). Ajaran dan perintah adalah dasar hikmat bagi seseorang yang akan menuntun hidupnya beroleh berkat dan kebahagiaan. 

Bagi penulis Amsal, kebahagiaan itu hanya akan dapat dirasakan oleh mereka yang hidup berdasarkan hikmat. Dan hikmat itu  digambarkannya seperti pohon kehidupan. Pohon yang berbuahkan berbagai kebaikan dan berkat yang tidak akan pernah berkesudahan. Dan mereka yang berpegang atau berpaut pada pohon itu akan berbahagia.

Sobat Kairos yang terkasih…

Kebahagiaan sejati akan kita rasakan manakala hidup kita berpaut pada hikmat Allah. Hikmat yang didasarkan pada takut akan Tuhan melalui mengingat segala ajaran dan memelihara perintah-Nya, yaitu firman-Nya. “Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas” (3:13-14). 

Dengan berbekal hikmat kita dapat meraih segala sesuatu yang Allah sediakan untuk kebahagiaan kita. Bukan hanya kebahagiaan sesaat melainkan kebahagiaan yang sejati karena pengenalan kita akan kebenaran dan kasih setia Allah. Amin.

Sobat Kairos, Selamat beraktifitas. Tuhan memberkati, Amin.

Lindon Silalahi

Related post