Rumah Melintas Zaman Sebagai Tempat Berlindung yang Membahagiakan (Bagian 3)

 Rumah Melintas Zaman Sebagai Tempat Berlindung yang Membahagiakan (Bagian 3)

Penulis: Drs. Tumpal Siagian. Warga HKBP Duren Sawit.

Keteraturan dan Ketertiban Hidup Berawal Dari Rumah

Keluarga Kristen tidak terbentuk dengan sendirinya tetapi dibangun diatas  ketaatan dan pendisplinan. Rumah dan keluarga Kristen adalah salah satu pemberian yang paling berharga menjadi tempat dimana setiap anggotanya merasa dicintai dan hidup saling mengasihi yang membuat iman bertumbuh dalam melayani Tuhan (1 Korintus 13: 1-3).

Rumah berfungsi sebagai tempat beribadah,memanjatkan doa dan ketersediaan diri (availability) menyembah Allah dan kerinduan mendengarkan firman Tuhan. Ibadah sejati dengan mempersembahkan seluruh tubuh kita sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan (Roma 12:1), serta mengakui dan penuh sukacita keagungan Tuhan dan karya keselamatan yang dikerjakanNya bagi umatNya. “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan dalam segala sesuatu dan malah berkelimpahan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Korintus 9:8). Kasih sebagai buah dari iman harus dinyatakan dalam perbuatan mengasihi seisi rumah, dan memuliakan Allah sehingga kita memiliki masa depan yang penuh pengharapan.

Gaya hidup orang percaya adalah teratur dan tertib sebab, Allah memberikan kepada kita roh yang membangkitkan ketertiban (2 Timotius 1:7). Mengamalkan hidup yang tertib tentu dibutuhkan kedisiplinan. Kedisiplinan di mulai dari rumah, dengan membangun persekutuan bersama keluarga,tekun mendengarkan dan belajar firman Tuhan , membangun hubungan intim dengan Tuhan melalui ibadah supaya berakar dalam kasih yang berlimpah, kita dapat memuliakan Tuhan, bertumbuh ke arah Kristus (Efesus 4: 13-15) sehingga tidak mudah goyah oleh banyaknya pengajaran sesat yang berkembang dan semakin banyak menjelang akhir zaman (Kolose 2:7) serta memperkuat iman dalam  penyertaanNya di segala situasi, mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang ( 1 Timotius 4:8).

Mengobarkan “roh yang luar biasa” terhubung juga dengan rumah. “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya,seperti yang biasa dilakukannya” ( Daniel 6:10).

Dalam setiap interaksi dengan sesama, hendaklah selalu diupayakan untuk mendatangkan damai sejahtera. Jadilah “jembatan” yang menyeberangkan orang dari murka Allah kepada kasih karunia Kristus. “Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun” (Roma 14:19).

Hak yang paling dekat dengan surga di bumi adalah rumah Kristen yang bahagia

Guru Alkitab Amerika- Dr M.R. DeHaan

Mencari perkara yang diatas melalui persekutuan dengan Dia, kita dibenarkan dan dikuduskan. Bahkan, dimuliakan menjadikan surga sebagai sasaran dan tujuan kita. Dengan kata lain, setiap orang percaya telah menjadi kewargaan surga, meskipun masih tinggal di dunia ini. Keluarga bahagia ditugaskan bisa menyebarkan budaya surga di dunia ini, sehingga kasih Allah terpancar melalui rumah keluarga kita.

Rumah sebagai tempat untuk membaca, belajar, dan memahami kehidupan dalam pencarian jati diri. Rumah berada  dalam kondisi terbaiknya apabila orang-orang yang tinggal didalamnya menjadikannya rumah doa (langgatan partangiangan) yang menghidupi firman Tuhan.  Melalui firmanNya, Dia mengajar bagaimana kita harus hidup (2 Timotius 3:16-17). Saat ini Bapak surgawi mengundang kita untuk memusatkan perhatian kepadaNya agar kita berakar dam Tuhan (Yeremia 17:8) serta mendapatkan kekuatan di kala bersaat teduh. Sebab, firman Allah hidup dan kuat (Ibrani 4:12). Dengan memahami fungsi rumah, maka kita akan mendekat kepada Allah serta mengalami transformasi pemuridan (transforming dicipleship) untuk melakukannya sebagai pedoman yang akan mengisi kehidupan.

“Pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu” (Amsal 30:26). Pelanduk makhluk kecil membuat rumahnya dalam lubang atau celah-celah bukit batu, yang biasa terdapat di sepanjang jurang yang terjal. Kita pun banyak memiliki banyak kemiripan dengan pelanduk. Ya, kita juga punya batu karang yang tersembunyi, yakni Tuhan Allah sendiri yang sungguh-sungguh dapat memberi ketenangan, kekuatan, dan melindungi jiwa kita (Mazmur 62:2). Begitu juga dalam Mazmur 23, kita mendapati gambaran rumah kelak yang didambakan orang percaya. “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku,seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa” (Mazmur 23:8).  Yesus sedang mempersiapkan tempat bagi kita di surga. Surga adalah dimana Tuhan kita Yesus Kristus berada dan suatu saat kelak kita akan pergi kepadaNya. Surga adalah tempat dimana kita akan memandang wajah Yesus Kristus sambil melayaniNya penuh sukacita untuk selamanya! (Wahyu 22:1-5).

(Bersambung)

Related post