Perkawinan Dini, Ledakan Penduduk Dan Krisis Bumi (Bagian III)

 Perkawinan Dini, Ledakan Penduduk Dan Krisis Bumi (Bagian III)

Penulis : Merphin Panjaitan (Tokoh Oikumene dan Pemerhati Sosial)

Ledakan Penduduk Mengakibatkan Kerusakan Bumi.

Ledakan penduduk bumi membuat manusia penghuni bumi terlalu banyak; dan penduduk yang banyak ini menghabiskan terlalu banyak sumberdaya bumi; membuang terlalu banyak limbah. Ledakan kemakmuran mendorong industri memproduksi terlalu banyak barang dan jasa; dan proses produksi ini mengekspolitasi bumi secara berlebihan, melebihi kemampuan bumi regenerasi. Bumi sedang mengalami krisis multidimensi; krisis ini terutama diakibatkan, ledakan penduduk bumi dan ledakan kemakmuran segelintir manusia.

Berbagai ancaman terhadap bumi muncul bersamaan; ancaman lokal dan regional, seperti desertifikasi, penggundulan hutan, limbah beracun, dan pengasaman; secara global muncul ancaman perubahan iklim, menipisnya lapisan ozon, dan banyaknya spesies yang punah. Pada akhirnya kita sampai pada kesimpulan, bahwa ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup segala mahluk di bumi, termasuk manusia, datang dari pola pikir dan perilaku manusia sendiri; dan oleh karena itu, agar manusia mau dan mampu mengatasi ancaman global ini, manusia harus mampu mengubah pola pikir dan perilakunya.

Bagaimanapun kemajuan ilmu dan teknologi, daya dukung bumi tetap ada batasnya; dan melihat luas dan besarnya kerusakan bumi, saya sampai pada  kesimpulan, penduduk bumi sudah terlalu banyak; dan akibatnya bumi rusak, spesies hewan dan tumbuhan banyak yang punah; air sungai, danau dan laut kena polusi; demikian pula dengan udara; hutan banyak yang gundul dan bahkan sebagian berubah menjadi gurun pasir; terjadi pemanasan global; dan di beberapa tempat terjadi penipisan lapisan ozon.  Saya sampai pada kesimpulan, bahwa jumlah penduduk bumi yang 7,7 milyar manusia ini sudah terlalu banyak; 7,7 M manusia menghabiskan terlalu banyak sumberdaya bumi, melampaui kemampuan bumi regenerasi. 

Bumi ini adalah tempat hidup bersama segala mahluk hidup; manusia, hewan, tumbuhan dan mikro organisme. Bumi adalah rumah bersama; dan akibat penduduk Bumi terlalu banyak, Bumi yang hanya satu ini krisis. Kita percaya, bahwa bumi dan segala isinya adalah pemberian Tuhan kepada semua ciptaan, dan oleh karena itu harus dikelola untuk kehidupan bersama dan keutuhan ciptaan. Penetalayanan bumi ini tidak boleh dijalankan hanya untuk melayani keserakahan segelintir kaum tamak.

Hidup berkecukupan di bumi ini akan terjamin dalam kehidupan bersama segala mahluk, tetapi ketamakan segelintir orang akan merusak bumi dan kehidupan itu sendiri. Penatalayanan bumi harus memberi kecukupan bagi semua; pengelolaan bumi harus adil, termasuk keadilan bagi bumi itu sendiri. Sayangnya, manusia gagal mengendalikan dirinya sendiri; manusia bertumbuh menjadi terlalu banyak, dan disertai dengan ketamakan yang tak pernah terpuaskan. (Bersambung)

Related post