Marsiadapari, Upaya Melestarikan Budaya Gotong-Royong

 Marsiadapari, Upaya Melestarikan Budaya Gotong-Royong

M a r s i a d a p a r i

*disarikan oleh Pdt. Daniel Napitupulu

Tradisi gotong-royong sudah sejak lama hidup dalam masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Batak Toba.  

Tradisi ini disebut dengan marsiadapari. Marsiadapari dalam Kamus Batak-Indonesia diartikan gorong-royong, berganti-gantian,  suatu sistem bekerjasama  yang dilakukan beberapa orang secara serentak (rimpa/ rumpa) secara bergiliran supaya pekerjaan tertentu  bisa dikerjakan lebih cepat dan pekerjaan berat dipikul bersama hingga meringankan beban sesama. Tradisi Marsiadapari ini dilaksanakan dengan menggunakan hitungan sistem hari.

Jika satu hari si Polo bekerja di ladang si Norma,maka hari berikutnya si Norma harus membayar bekerja satu hari di ladang si Polo. Namun dalam prakteknya tidak selalu harus sama jenis pekerjaannya. Mereka dapat saling membalas bantuan ini dengan kegiatan lain dengan jumlah hari yang sama.

Kegiatan Marsiadapari ini biasanya dilaksanakan ketika ada pekerjaan yang relatif berat dan membutuhkan waktu yang panjang dan tenaga agar dapat mempercepat seselai pekerjaan tersebut. Misalnya mencangkul (mamakkur), menanam (marsuan), membersihkan rumput awal dan berikutnya di sawah maupun diladang darat (marbabo), panen, mendirikan rumah (pajongjong jabu sibagandingtua), kemalangan (marsitaonon) dan masih banyak lagi. Marsiadapari ini bisaberanggotakan banyak ditambah dengan keluarga dari tuan rumah.

Sisolisoli do uhum, siadapari do gogo,” begitulah hukum dasar marsiadapari. Artinya, kau beri maka kau akan diberi. Hal ini berlaku untuk sikap, tenaga dan juga materi. Seiring berubahnya zaman, kegiatan Marsiadapari ini semakin berkurang karena berkembangnya teknologi yang dapat digunakan sebagai barang pembantu bertani dan semakin berkembangnya usaha Catering yang menyediakan dan melayani kebutuhan konsumsi pada saat acara adat Batak.  Nilai dari tradisi marsiadapari harus dipelihara dan dihayati bersama meski kita sudah memasuki revolusi Industri 4.0.

Stella Pardede

Related post