KONSULTASI NASIONAL LINTAS IMAN: TEGUHKAN KOMITMEN AKHIRI AIDS 2030 (Bagian 2: Hari kedua, suara komunitas dan rekomendasi bersama.)

KONSULTASI NASIONAL LINTAS IMAN: TEGUHKAN KOMITMEN AKHIRI AIDS 2030 HARI KEDUA
Kegiatan hari kedua diawali renungan dari Pdt. Mauli Aritonang, S.Th., Praeses HKBP Lampung, mengangkat visi pelayanan pada yang lemah dan terabaikan. Selanjutnya, Diakones Berlina Sibagariang, Ketua HKBP AIDS Ministry (HAM), menyampaikan refleksi perjalanan HAM selama 22 tahun, sebagai pelopor dalam pelayanan HIV. Dimulai dari komunitas dan kini menjadi mitra lintas lembaga.

Kepala Departemen Diakonia HKBP, Pdt. Eldarton Simbolon, D.Min.

Bagian menarik lainnya adalah kisah inspiratif, yang dibagikan Komunitas ODHIV dari berbagai kabupaten. Mereka menyoroti pentingnya pendampingan, keterbukaan, dan akses pengobatan ARV yang berkelanjutan.

Kegiatan konsultasi nasional ini ditutup Pdt. Oloan Nainggolan, Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Raya. Sembari mengajak seluruh gereja agar menjadi rumah pemulihan, bukan penghakiman. Kehadiran gereja harus menjadi berkat bagi semua orang yang membutuhkan pelayanan, dengan berbagai tantangan dan pergumulan yang dihadapi.

Konsultasi Nasional 2025 menghasilkan lima rekomendasi. Pertama, institusi agama sebagai bentuk unit layanan HIV, pendampingan, konseling calon pengantin, pendidik sebaya dan budaya penerimaan tanpa stigma. Kedua, terkait pemerintah, agar mengaktifkan kembali Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) daerah, alokasikan anggaran, serta menghadirkan regulasi ramah ODHIV. Ketiga, tentang pelayanan kesehatan agar menjamin kerahasiaan pasien, perkuat distribusi ARV dan tes HIV, serta layanan inklusif bagi ibu hamil dan populasi kunci. Keempat, dalam bidang pendidikan, mengintegrasikan edukasi HIV dalam kurikulum, membentuk pendidik sebaya dan ciptakan sekolah bebas stigma. Terakhir, yang kelima, tentang LSM dan komunitas, agar memperluas jaringan advokasi, edukasi dan penguatan komunitas berbasis kolaborasi antar sektor.

Konsultasi Nasional ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat komitmen bersama lintas iman dan lintas sektor demi mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030 di Indonesia. (red)
